Stok Darah Menipis Drastis Selama Pandemi Corona di Indonesia
Pandemi Corona telah membawa dampak serius pada berbagai sektor, termasuk ketersediaan Stok Darah Menipis di Indonesia. Palang Merah Indonesia (PMI) melaporkan penurunan drastis, mencapai titik kritis di beberapa wilayah. Situasi ini mengkhawatirkan, mengingat vitalnya stok darah untuk kebutuhan medis yang tak mengenal kompromi.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Ketakutan masyarakat untuk mendonorkan darah di tengah merebaknya virus menjadi alasan signifikan. Selain itu, pembatasan mobilitas dan larangan kerumunan membatalkan banyak kegiatan donor darah massal, yang merupakan sumber utama pengisian Stok Darah Menipis.
Banyak instansi, perkantoran, dan kampus yang biasanya rutin mengadakan kegiatan sosial ini kini terhenti. Hal ini secara langsung memengaruhi pasokan harian ke bank darah. Padahal, kebutuhan akan stok darah untuk transfusi, operasi, dan pasien penyakit kronis terus berlanjut tanpa henti.
Akibatnya, unit donor darah (UDD) di berbagai kota menghadapi tantangan besar. Beberapa UDD bahkan hanya memiliki cadangan darah untuk satu atau dua hari saja. Kondisi ini jauh di bawah standar aman yang idealnya minimal empat hari ketersediaan stok darah untuk antisipasi darurat.
Kelangkaan ini sangat berdampak pada pasien. Penderita talasemia, hemofilia, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, hingga korban kecelakaan, semuanya sangat bergantung pada transfusi darah. Menipisnya stok darah dapat mengancam nyawa mereka secara langsung.
PMI terus berupaya keras mengatasi krisis ini. Sosialisasi gencar dilakukan untuk meyakinkan masyarakat bahwa donor darah aman di tengah pandemi. Protokol kesehatan ketat diterapkan, mulai dari skrining suhu, riwayat perjalanan, hingga penggunaan APD lengkap oleh petugas.
Setiap calon pendonor akan melalui pemeriksaan kesehatan yang cermat. Ini untuk memastikan mereka dalam kondisi sehat dan tidak memiliki risiko penularan. Prosedur standar donor darah yang steril dan higienis semakin diperketat demi keamanan semua pihak terlibat.
PMI juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI/Polri, komunitas, dan pemerintah daerah. Kegiatan donor darah yang diselenggarakan secara terbatas dan sesuai protokol kesehatan terus digalakkan. Ini membantu mengisi kembali stok yang menipis.